Minggu, 25 Juni 2023

Habis Manis Sepah Dibuang

 

Habis Manis Sepah Dibuang

By tundjung


Apakah seseorang yang telah membuang sepah, berarti tidak tahu balas budi?

Pemahaman saya, peribahasa itu cenderung menyalahkan seseorang atau sesesiapa yang telah membuang sepah tersebut.

Namun akhir-akhir ini, pendapat saya sedikit berubah.

Jadi begini, mengapa seseorang bisa jadi sepah?

Semisal karena usia tambah tua trus kurang produktif, ya gimana lagi. Secara perusahaan memang butuh orang baru agar perusahaan eksis. Harap tau diri kalo memang tidak dipake lagi.

Trus yang sekarang sedang viral. Ketika seseorang sedang 'jatuh' , pihak-pihak yang semula bekerja sama tiba-tiba mengumumkan putus kerja. Langsung talak 3.

Jatuh yang saya maksud di sini jatuh pada skandal rumah tangga. Dalam berbagai bentuk. Perselingkuhan, tidak mengakui anak kandung,  sebangsa itu lah.

Hanya warga +62 beda respon ketika yang jatuh itu kalangan hartis. Biarpun pernah terbukti meniduri istri orang,  sampai sekarang masih eksis. Padahal di Korea, yang katanya kurang agamis, aktor atau artis yang kena skandal jepit langsung habis karirnya.

Jadi kalo pelaku hartis lebih mudah memaafkan. Entah kenapa.

Beda lagi ketika serasa menjadi sepah di circle pertemanan. Ketika ada temen baru, temen lama cenderung diabaikan. Gak diajak, gak diundang, bahkan gak disapa.

Kalau saya, sih. Ya dah lah. Jangan pernah merasa jadi sepah. Tetap nikmati hidup. Jadilah temen bagi dirimu sendiri.

Trus ada lagi. Kalo ini circle perhutangan. Pas dikasih pinjaman,  kita jadi sangat manis.
Makasih ya.
Kamu baik banget.
Kalau ndak ada kamu, aku gak tau harus gimana.

Lalu saat jatuh tempo, trus ada yang nagih. Tiba-tiba yang nagih jadi sepah yang super merisaukan dan harus dihindari.

Nah, kalo yang terakhir ini beneran ngenes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar