Sabtu, 24 Juni 2023

Rabies: seberapa harus waspada?

 

Rabies: seberapa harus waspada?

By tundjung


Beberapa waktu lalu dunia maya sempat rame oleh tayangan pasien rabies. Berlokasi di IGD sebuah RS, pasien yang masih balita tampak rewel dan menolak saat diberi air minum.

Konon, anak tersebut digigit anjing peliharaan sendiri. Karena gigitan menurut ortu gak seberapa,  hanya dicuci pakai sabun lalu rawat biasa. Luka membaik, tapi tak disangka sebulan kemudian anak demam, rewel, lalu mengalami hidrofobia (takut air). Barulah ortu membawa ke RS, namun anak tak tertolong.

Rabies bisa ditularkan melalui gigitan anjing, kucing  kelelawar, kera, racon, dsb. Tapi 98% kasus rabies yang ada di Indonesia tertular melalui gigitan anjing.

Apakah semua gigitan anjing menyebabkan rabies?

Nggak juga sih. Hanya anjing yang kena rabies yang bisa menularkan rabies. Saya sendiri pernah digigit anjing (40 tahun silam) dan alhamdulillah baik-baik saja.

Apa ciri anjing/hewan yang mengidap rabies?

Air liur berlebih, serta lebih buas dari sebelumnya. Cenderung suka menggigit.

Apa yang harus kita lakukan bila ada yang digigit anjing?

Segera bersihkan luka tsb dengan air mengalir minimal 10 menit. Lalu cuci dengan sabun. Selanjutnya,  bawa ke RS terdekat.

Apa yang seharusnya dilakukan pihak RS?

Biasanya pasien akan mendapatkan 2 suntikan,  yakni anti tetanus dan anti rabies.

Pernah ada yang tanya, memang efektif ya, suntikan anti tetanus pada manusia yang sudah terkena gigitan?

Anti rabies ada 2 macam, berupa serum dan vaksin. Kalau serum berisi antibodi yang akan membunuh virus rabies yang masuk tadi. Sedangkan vaksin rabies merangsang tubuh secara aktif memproduksi antibodi.  

Kadar antibodi menjadi tinggi setelah 7 hari penyuntikan. Dan penyuntikan vaksin akan diulang pada hari ke-7 dan ke-14.

Virus rabies ini masa inkubasi cukup lama. Kata WHO bisa sampai 90 hari. Literatur lain bahkan menyebut 2 tahun. Artinya,  digigit hari ini bermanifes bisa 3 bulan bahkan  2 tahun kemudian. (Kalau saya aman, dah 40 tahun).

Jadi, meski vaksin diberikan setelah digigit insyaallah tetap efektif.

Beda cerita kalau pasien datang sudah dalam kondisi gelisah, rewel, hidrofobi. Kalau sudah begini nyaris tidak bisa ditolong.

Bila dalam suatu daerah terjadi wabah rabies, maka yang diberikan vaksin utamanya justru hewan peliharaan.  Utamanya anjing. Soal dosis pada hewan, saya bukan ahlinya.

Sedangkan manusia yang disarankan mendapatkan vaksin rabies padahal belum digigit adalah mereka yang profesinya 'dekat-dekat' virus rabies. Misalnya dokter hewan, pelatih anjing,  atau nakes yang merawat pasien rabies.

Berarti,  bisa menular dari manusia ke manusia dong?

Betul, sodara. Cairan penderita rabies bisa menular melalui mukosa atau luka terbuka. Itulah mengapa nakes perawat pasien rabies mestinya memakai masker dan gugel.

Apakah luka kecil saja akibat gigitan anjing  bisa menularkan rabies?

Bisa. Jangan meremehkan luka kecil. Efeknya tetap bisa besar.

Bagi muslim, gigitan anjing ini termasuk najis besar jadi harus dibasuh 7 kali, salah satunya dengan tanah. Kalau ada yang bertanya apakah usapan tanah bisa mencegah rabies, jawabannya belum ada yang meneliti. Dilarang berasumsi.

Tentang saya yang pernah digigit anjing (sampai pingsan karena ketakutan), saya telah memaafkan mereka sepenuhnya. Lagian,  itu saya yang usil. Anjing sedang kawin saya ganggu. Wajar kalau mereka marah dan salah satu menggigit kaki saya.

Kecilan saya memang kategori anak yang kurang kerjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar